Showing posts with label Belanda. Show all posts
Showing posts with label Belanda. Show all posts
Sunday, March 20, 2011
Enggan, bukan takut :)
Sejak pulang dari Amsterdam September lalu sampai sekarang, saya masih juga memilih naik angkot daripada naik sepeda motor (psst,blm punya mobil pribadi). Kata ortu saya, saya kehilangan keberanian. Namun menurut saya, saya hanya enggan. He he 1. Enggan tangan belang karena malas pakai sarung tangan. 2. Enggan panas. 3. Enggan harus ekstra hati-hati,tidak ada jalur khusus motor, he he . 4. Enggan mencemari udara, motor sudah terlampau banyak. Ingin saya, transportasi publik saja yang dibaguskan.
Konsekuensi keengganan ini cukup mahal sebenarnya, mobilitas terganggu, plus ongkos lebih. Sama seperti saat sepeda rusak di Amsterdam dulu. I feel stranded.
Terlebih lagi, kendaraan umum kita kan belum terjadwal.. Jadi lebih susah, deh..
Biarpun begitu, saya masih memilih untuk enggan. :-)
Konsekuensi keengganan ini cukup mahal sebenarnya, mobilitas terganggu, plus ongkos lebih. Sama seperti saat sepeda rusak di Amsterdam dulu. I feel stranded.
Terlebih lagi, kendaraan umum kita kan belum terjadwal.. Jadi lebih susah, deh..
Biarpun begitu, saya masih memilih untuk enggan. :-)
Saturday, December 11, 2010
Dian i m A: Memori Musim Dingin
Sedang musim salju sekarang di Amsterdam dan duh.. kangennyaaaa dengan Amsterdam. Tulisan ini dibuat untuk menjaga memori saya saja, supaya tidak lupa. ;)

Waktu tahun pertama di Amsterdam (2008), salju tidaklah berkesan. Kalau malam turun salju, keesokan paginya salju sudah mencair. Musim dingin tidak ditandai dengan pemandangan putih salju dimana-mana. Namun begitu, suhu udara tetap saja di bawah nol derajat. Kanal-kanal membeku dan bebek-bebek harus mengungsi ke kanal-kanal yang masih berair. Foto berikut ini foto favorit saya di musim dingin ini, diambil di jalan menuju Bijlmer Arena.

Saya ingat saya mengambil satu intensive course waktu itu (tiga kali seminggu) dan dengan nekatnya walaupun suhu -6 C saya tetap bersepeda ke kampus. Kalau dipikir sekarang, saya hebat juga. Ha ha.. Dari Diemen Zuid ke Amsterdam Central, lho. (Bergwijkdreef ke Roeterstraat)
Eh, dikoreksi, selain hebat, mungkin juga karena saya terpaksa harus berhemat. :p Sewa kamar waktu itu lebih dari separuh uang saku beasiswa.
Tahun kedua di Amsterdam, hujan saljunya serius! Saljuuuu! Cukup mengesankan saat menoleh dari jendela di meja kampus, warna bumi, pohon, dan langit hampir sama. Suatu ketika saya sepedaan ke taman dekat rumah, dan wah.. putih semua! Danau buatan di taman sudah cukup tebal kebekuannya sehingga bisa dilintasi dengan kaki. Anak-anak banyak yang bermain kereta dorong di danau beku ini dengan orang tuanya. Ini foto favorit saya di musim ini, diambil di hari yang sama saat saya melihat bumi, pohon dan langit hampir sama warnanya.

Kecantikan salju datang tidak cuma-cuma. Melainkan dengan penawaran ‘menyakitkan’ yaitu jatuh saat bersepeda. Saya sepertinya tiga kali jatuh dari sepeda.
Bersepeda di jalanan bersalju memang beresiko. Kalau saljunya masih baru, jadi masih seperti es serut, saya sama sekali tidak kuatir. Tapi kalau jalanannya sudah sering dilalui sehingga saljunya sudah menjadi seperti es batu, alamat licin dan terpelanting kalau tidak hati-hati.
Saya ingat waktu kejadian jatuh yang kedua. Jalan yang saya lewati sudah licin dengan es batu dan beberapa saat sebelum jatuh saya berpikir “Oh, no! Oh, no! Bakal jatuh, nih.” Memang ucapan (eh, pikiran) itu bisa jadi doa (sugesti), saya pun jatuh. Untung tidak terpelanting parah.
(Pelajaran: seharusnya kalau bersepeda dijalan yang licin seperti ini, sepeda harus dihujamkan kuat-kuat ke tanah lalu bersepedalah dengan cepat. Bule-bule yang melintas bisa tetap mbalap aja.) Untungnya jalan-jalan sepeda biasanya terbuat dari bahan khusus sehingga saljunya cepat mencair.
Lain lagi ceritanya dengan bersepeda saat hujan salju. Apalagi melawan angin. Salju menerpa ke muka jadi bisa menghalangi pandangan saat bersepeda. Menarik juga sih sebenarnya, kalau hujan saljunya tidak terlalu parah. Salju yang hinggap di mulut dijilat saja. (he he, jorok!)
Anyway, musim dingin tahun kedua ini sepertinya lebih dingin dari tahun sebelumnya. Di musim ini, mata saya selalu iritasi setelah bersepeda lama. Kulit pun menjadi ekstra kering. Selain itu, apartemen saya hanya memiliki satu pemanas di ruang tamu. Di kamar, dapur, dan kamar mandi tidak ada. Pemanas ruangan elektrik kecil yang saya beli untuk dikamar tidak begitu hangat, tapi lumayan membantu. Brrr...
Ah, sedang musim dingin lagi di Amsterdam. I m A...

Waktu tahun pertama di Amsterdam (2008), salju tidaklah berkesan. Kalau malam turun salju, keesokan paginya salju sudah mencair. Musim dingin tidak ditandai dengan pemandangan putih salju dimana-mana. Namun begitu, suhu udara tetap saja di bawah nol derajat. Kanal-kanal membeku dan bebek-bebek harus mengungsi ke kanal-kanal yang masih berair. Foto berikut ini foto favorit saya di musim dingin ini, diambil di jalan menuju Bijlmer Arena.

Saya ingat saya mengambil satu intensive course waktu itu (tiga kali seminggu) dan dengan nekatnya walaupun suhu -6 C saya tetap bersepeda ke kampus. Kalau dipikir sekarang, saya hebat juga. Ha ha.. Dari Diemen Zuid ke Amsterdam Central, lho. (Bergwijkdreef ke Roeterstraat)
Eh, dikoreksi, selain hebat, mungkin juga karena saya terpaksa harus berhemat. :p Sewa kamar waktu itu lebih dari separuh uang saku beasiswa.
Tahun kedua di Amsterdam, hujan saljunya serius! Saljuuuu! Cukup mengesankan saat menoleh dari jendela di meja kampus, warna bumi, pohon, dan langit hampir sama. Suatu ketika saya sepedaan ke taman dekat rumah, dan wah.. putih semua! Danau buatan di taman sudah cukup tebal kebekuannya sehingga bisa dilintasi dengan kaki. Anak-anak banyak yang bermain kereta dorong di danau beku ini dengan orang tuanya. Ini foto favorit saya di musim ini, diambil di hari yang sama saat saya melihat bumi, pohon dan langit hampir sama warnanya.

Kecantikan salju datang tidak cuma-cuma. Melainkan dengan penawaran ‘menyakitkan’ yaitu jatuh saat bersepeda. Saya sepertinya tiga kali jatuh dari sepeda.
Bersepeda di jalanan bersalju memang beresiko. Kalau saljunya masih baru, jadi masih seperti es serut, saya sama sekali tidak kuatir. Tapi kalau jalanannya sudah sering dilalui sehingga saljunya sudah menjadi seperti es batu, alamat licin dan terpelanting kalau tidak hati-hati.
Saya ingat waktu kejadian jatuh yang kedua. Jalan yang saya lewati sudah licin dengan es batu dan beberapa saat sebelum jatuh saya berpikir “Oh, no! Oh, no! Bakal jatuh, nih.” Memang ucapan (eh, pikiran) itu bisa jadi doa (sugesti), saya pun jatuh. Untung tidak terpelanting parah.
(Pelajaran: seharusnya kalau bersepeda dijalan yang licin seperti ini, sepeda harus dihujamkan kuat-kuat ke tanah lalu bersepedalah dengan cepat. Bule-bule yang melintas bisa tetap mbalap aja.) Untungnya jalan-jalan sepeda biasanya terbuat dari bahan khusus sehingga saljunya cepat mencair.
Lain lagi ceritanya dengan bersepeda saat hujan salju. Apalagi melawan angin. Salju menerpa ke muka jadi bisa menghalangi pandangan saat bersepeda. Menarik juga sih sebenarnya, kalau hujan saljunya tidak terlalu parah. Salju yang hinggap di mulut dijilat saja. (he he, jorok!)
Anyway, musim dingin tahun kedua ini sepertinya lebih dingin dari tahun sebelumnya. Di musim ini, mata saya selalu iritasi setelah bersepeda lama. Kulit pun menjadi ekstra kering. Selain itu, apartemen saya hanya memiliki satu pemanas di ruang tamu. Di kamar, dapur, dan kamar mandi tidak ada. Pemanas ruangan elektrik kecil yang saya beli untuk dikamar tidak begitu hangat, tapi lumayan membantu. Brrr...
Ah, sedang musim dingin lagi di Amsterdam. I m A...
Labels:
Belanda
Friday, June 25, 2010
Musim Panas
Wow, sudah musim panas lagi. Seperti apa sih, musim panas di Bld sini? Buat kalian?
Kalau saya, diantaranya berikut ini.
Artinya bisa keluar rumah, bahkan bersepeda, tanpa jaket lagi.
Tapi berarti jadi keringatan dan tidak bisa lagi pakai baju yang sama 2 hari. ha ha :P (Pasti ada aja yang berpikir, "Hiiiiih")
Artinya bisa lari di pagi buta tanpa kuatir akan dingin.
Artinya bisa menikmati terang sampai jam 10 malam.
tapi juga harus menyiasati tidur karena maghrib jam 10, subuh jam 3.
Artinya musim favoritku udah pergi, alias pepohonan sudah full hijau semua dan bunga-bunga cantik itu sudah terganti.
Juga berarti, insyaAllah akan pulang sebentar lagi.
Iyakah?
Hmm, iya.
Labels:
Belanda
Thursday, April 29, 2010
Tuesday, February 09, 2010
Winter. Lagi.
Dian Kusumawati is introducing...... yoesan :D
-------------------------------------------------------
When I neeeeeeed you_Sun.
I just close my eyes and I'm wiiiiiiith you_Sun.
Yang diatas ini status terbaru di FB (walaupun lay-outnya tidak bisa seperti diatas). Status aneh, kan?
Penyebabbya apalagi kalau bukan winter blues.
Sederhana saja, hari ini suhu balik lagi ke dibawah nol derajat. -4 C. Besok dan hari2 berikut dalam minggu ini diprediksikan bakal serupa. Bahkan, untuk hari rabu diprediksi turun salju. Ugh!
-------------------------------------------------------
When I neeeeeeed you_Sun.
I just close my eyes and I'm wiiiiiiith you_Sun.
Yang diatas ini status terbaru di FB (walaupun lay-outnya tidak bisa seperti diatas). Status aneh, kan?
Penyebabbya apalagi kalau bukan winter blues.
Sederhana saja, hari ini suhu balik lagi ke dibawah nol derajat. -4 C. Besok dan hari2 berikut dalam minggu ini diprediksikan bakal serupa. Bahkan, untuk hari rabu diprediksi turun salju. Ugh!
Labels:
Belanda,
musim dingin
Tuesday, January 26, 2010
Bersepeda + Nangis
Judulnya sedikit seram ya, tapi saya bukan bersepeda sambil menangis karena baru mengalami peristiwa menyakitkan atau menyedihkan.
Sederhana saja, karena dingin.
Yup, hari ini dingin sekali, katanya sih sampai -7 C.
Berhubung jarak ke kampus cuma 2 kilo, saya pikir saya cukup kuat bersepeda.
Akibatnya baru kali ini pas bersepeda, air juga keluar dari mata.
Kalo hidung meler, sih, biasa.
Kalo sampai nangis, lumayan luar biasa.
Ah, winter. My eyes is burning. :(
Check out this link for some tips on being outside in winter, though you probably have known this already.
http://commutebybike.com/2009/01/11/beating-effects-cold-weather/
Sederhana saja, karena dingin.
Yup, hari ini dingin sekali, katanya sih sampai -7 C.
Berhubung jarak ke kampus cuma 2 kilo, saya pikir saya cukup kuat bersepeda.
Akibatnya baru kali ini pas bersepeda, air juga keluar dari mata.
Kalo hidung meler, sih, biasa.
Kalo sampai nangis, lumayan luar biasa.
Ah, winter. My eyes is burning. :(
Check out this link for some tips on being outside in winter, though you probably have known this already.
http://commutebybike.com/2009/01/11/beating-effects-cold-weather/
Labels:
Belanda,
musim dingin
Sunday, January 10, 2010
Musim Dingin dan Salju
Judul di atas sama dengan judul album foto terbaru saya di FB. Kalo foto2 salju bisa dilihat di Facebook, disini saya ceritakan sedikit "apa rasanya" di musim dingin tahun ini.
Tahun kemaren musim dingin di sini normal saja. Dingin tapi minim salju. Belanda terkenal dengan mild winter dan cool summer, jadi dinginnya winter dan panasnya summer relatif ringan. Tapi tahun ini, Eropa dilanda musim dingin yang buruk, termasuk Belanda. Negatifnya banyak. Selain temperatur yang turun jauh dibawah nol derajat celcius, lalu lintas darat dan udara semua terganggu. Bahkan pengendara sepeda dan pejalan kaki pun harus hati2 karena jalan yang ditutupi salju yang sudah membeku sangatlah licin. Kalau saljunya masih basah alias baru, setiap jalan ngejeblak, yang artinya kalo sepatu nggak anti air, siap-siap basah. Saya juga benci karena harus memakai sarung tangan.
Positifnya ada juga (Bagi saya, sih). Seperti yang saya sampaikan, tahun kemaren bisa dibilang gak ada salju. Salju turun jarang dan keesokan paginya biasanya jejaknya sudah hampir hilang. Nah, tahun ini saljunya serius. Kalo ke taman, semuaaaaaaaaaaa sudah putih. Jadi, saya senang-senang aja tahun ini, karena ada salju. Salju bagi saya yang orang tropis,kan, pengobat dingin. He he he..
Paling tidak biarpun dingin, bisa foto-foto salju (halah). Dan saya SUKA memandangi salju turun. Dari balik jendela dong, tentunya, bukan "menari-nari" di luar kayak di sinetron atau di film. Ha ha ha..
Dan sekian dulu cerita saya. :P
Tahun kemaren musim dingin di sini normal saja. Dingin tapi minim salju. Belanda terkenal dengan mild winter dan cool summer, jadi dinginnya winter dan panasnya summer relatif ringan. Tapi tahun ini, Eropa dilanda musim dingin yang buruk, termasuk Belanda. Negatifnya banyak. Selain temperatur yang turun jauh dibawah nol derajat celcius, lalu lintas darat dan udara semua terganggu. Bahkan pengendara sepeda dan pejalan kaki pun harus hati2 karena jalan yang ditutupi salju yang sudah membeku sangatlah licin. Kalau saljunya masih basah alias baru, setiap jalan ngejeblak, yang artinya kalo sepatu nggak anti air, siap-siap basah. Saya juga benci karena harus memakai sarung tangan.
Positifnya ada juga (Bagi saya, sih). Seperti yang saya sampaikan, tahun kemaren bisa dibilang gak ada salju. Salju turun jarang dan keesokan paginya biasanya jejaknya sudah hampir hilang. Nah, tahun ini saljunya serius. Kalo ke taman, semuaaaaaaaaaaa sudah putih. Jadi, saya senang-senang aja tahun ini, karena ada salju. Salju bagi saya yang orang tropis,kan, pengobat dingin. He he he..
Paling tidak biarpun dingin, bisa foto-foto salju (halah). Dan saya SUKA memandangi salju turun. Dari balik jendela dong, tentunya, bukan "menari-nari" di luar kayak di sinetron atau di film. Ha ha ha..
Dan sekian dulu cerita saya. :P
Labels:
Belanda,
musim dingin
Friday, January 01, 2010
Adaptasi lagi
Tanggal 31 Desember kemaren saya kembali ke Amsterdam setelah 2 bulan pulang kampung ke Indonesia.
Amsterdam dingin sekali. Suhu sudah minus derajat celcius. Saya yang ke Indonesia sebelum winter benar-benar terkejut dengan dinginnya (badan saya yang terkejut, maksudnya). Perjalanan pendek dari rumah ke supermarket AH yang cuma berjarak 300 m benar-benar terasa membekukan. Rasanya ingin berlari saja (dan akhirnya saya memang sedikit berlari kecil) supaya badan jadi terasa hangat.
Rencana ke ARTIS zoo pun terpaksa dibatalkan. Sayang sih, tiket gratis yang masa berlakunya berakhir kemaren tidak terpakai. Tapi rasanya tidak kuat berjalan di dingin. Sekarang baru ingat, seharusnya ke planetariumnya saja. Kan jadinya tidak dingin. Stupid! :P
Badan memang harus beradaptasi lagi. Hidung mulai berdarah lagi (Sudah mulai sejak di pesawat Hongkong-Amsterdam sih, karena suhu pesawat juga dingin banget). Bibir senantiasa terasa kering, sampai rasanya sebentar lagi akan sobek dan berdarah. Cahaya matahari yang begitu langka kadang membuat hati nelongso(sedikit hiperbola, nih). Tangan dan kepala yang menjerit kalau tidak ditutupi.
Ah, musim dingin.. bagi saya bukanlah musim yang menyenangkan, ditambah lagi kalau pas saya sampai sini, salju yang sempat tebal sampai white christmas sudah mencair.
Amsterdam dingin sekali. Suhu sudah minus derajat celcius. Saya yang ke Indonesia sebelum winter benar-benar terkejut dengan dinginnya (badan saya yang terkejut, maksudnya). Perjalanan pendek dari rumah ke supermarket AH yang cuma berjarak 300 m benar-benar terasa membekukan. Rasanya ingin berlari saja (dan akhirnya saya memang sedikit berlari kecil) supaya badan jadi terasa hangat.
Rencana ke ARTIS zoo pun terpaksa dibatalkan. Sayang sih, tiket gratis yang masa berlakunya berakhir kemaren tidak terpakai. Tapi rasanya tidak kuat berjalan di dingin. Sekarang baru ingat, seharusnya ke planetariumnya saja. Kan jadinya tidak dingin. Stupid! :P
Badan memang harus beradaptasi lagi. Hidung mulai berdarah lagi (Sudah mulai sejak di pesawat Hongkong-Amsterdam sih, karena suhu pesawat juga dingin banget). Bibir senantiasa terasa kering, sampai rasanya sebentar lagi akan sobek dan berdarah. Cahaya matahari yang begitu langka kadang membuat hati nelongso(sedikit hiperbola, nih). Tangan dan kepala yang menjerit kalau tidak ditutupi.
Ah, musim dingin.. bagi saya bukanlah musim yang menyenangkan, ditambah lagi kalau pas saya sampai sini, salju yang sempat tebal sampai white christmas sudah mencair.
Labels:
Belanda
Sunday, August 30, 2009
Nyang Enak di Belanda (1)
Si Bioa, teman Dian satu desa nun jauh di sana, suatu hari bertanya.
Bioa : "Yan, apa enaknya tinggal di Belanda?"
Dian : "Enak, Bioa. Bisa lari pagi buta tanpa kuatir dikejar anjing."
Bioa : "...." (terdiam dengan wajah yang seolah berkata,"please, as if THAT is important")
He he he...
---------------------------------------------------------------------
Terinspirasi komentar temen yang menyinggung tentang anjing. :D :P
Bioa : "Yan, apa enaknya tinggal di Belanda?"
Dian : "Enak, Bioa. Bisa lari pagi buta tanpa kuatir dikejar anjing."
Bioa : "...." (terdiam dengan wajah yang seolah berkata,"please, as if THAT is important")
He he he...
---------------------------------------------------------------------
Terinspirasi komentar temen yang menyinggung tentang anjing. :D :P
Labels:
Belanda