Showing posts with label indonesia. Show all posts
Showing posts with label indonesia. Show all posts

Sunday, March 20, 2011

Enggan, bukan takut :)

Sejak pulang dari Amsterdam September lalu sampai sekarang, saya masih juga memilih naik angkot daripada naik sepeda motor (psst,blm punya mobil pribadi). Kata ortu saya, saya kehilangan keberanian. Namun menurut saya, saya hanya enggan. He he 1. Enggan tangan belang karena malas pakai sarung tangan. 2. Enggan panas. 3. Enggan harus ekstra hati-hati,tidak ada jalur khusus motor, he he . 4. Enggan mencemari udara, motor sudah terlampau banyak. Ingin saya, transportasi publik saja yang dibaguskan.
Konsekuensi keengganan ini cukup mahal sebenarnya, mobilitas terganggu, plus ongkos lebih. Sama seperti saat sepeda rusak di Amsterdam dulu. I feel stranded.
Terlebih lagi, kendaraan umum kita kan belum terjadwal.. Jadi lebih susah, deh..
Biarpun begitu, saya masih memilih untuk enggan. :-)

Monday, October 25, 2010

Kan Sudah Bayar

Ini cerita yang saya rasa banyak terjadi tapi masih perlu usaha terorganisir dan konsisten untuk bisa memperbaikinya.

Siang ini, Dian mampir ke salah satu mobil penjual buah.
Dian : Jeruknya berapaan, pak?
Pedagang jeruk pun sigap mempromosikan kemanisan jeruk itu dan memberikan satu buah sbg sampel. Ternyata memang manis dan Dian pun memutuskan membeli. Memilih jeruk sambil memegang sampah dr sampel jeruk tadi merepotkan jadi saya tanya ke penjual, ada tempat sampah nggak.
Pak : Buang disini aja. (menunjuk ke jalan)
Dian : Lha, ya jangan.
Pak : Buang aja, gak papa. Kan sudah bayar.
Dian : Iya ya? (tapi bahasa tubuh Dian jelas-jelas menunjukkan ketidaksetujuan akan praktek buang sampah di jalan jadi akhirnya si bapak memberikan kantong plastik kecil yg sepertinya memang sdh diisi sedikit sampah)

Dian ingin berujar, "Nah, kan, bisa di kantong plastik aja. Walaupun sudah bayar, bukankah jalan akan dibersihkan di sore hari nanti saat semua orang pergi? Lantas apa sepanjang hari kita harus rela melihat pemandangan tidak sedap: sampah berserakan di jalan?"
Tapi yang namanya Dian, msh harus belajar utk menjadi assertif. Ujaran di atas hanya terucap dalam hati, tapi who knows, mungkin si bapak bisa sedikit mengerti. :)

Wahai saudara sebangsaku, begitu beratkah bertanggung jawab atas sampah sendiri? Beratkah menahan utk menyimpan sementara sampah permen dll dlm tas, bukan dibuang lewat jendela angkot?
Nggak kan, yaaa. We are responsible people! Eh, iya kan? ;)