Monday, June 28, 2010

Trik Penjualan Internasional?

Hari ini, Minggu, tumben Dappermarkt (pasar Dapper) buka. Midzomer markt, katanya.

Tujuan utama kesana sebenarnya nyari makan siang, doner kebab di ujung pasar. Tapi  ada yang jualan Stroberi 3 dus 5 euro. Tampangnya seger dan sepertinya harganya lumayan murah.

IMG_3669

Jadilah saya pulang dengan doner kebab dan 5-euro stroberi. Eh, pas dibongkar dan dicuci dirumah, ternyata, isi di bagian bawahnya ini.

IMG_3672

Kecil-kecil bangettt, saudara-saudara! Tak seperti bagian atasnya yang kasat oleh mata.

Halah, pedagang! Nggak di Indonesia, nggak di Belanda, sama aja trik ‘penipuan’nya. Apa ini trik penjualan internasional? Ataukah ada hubungannya dengan penjajahan itu?

Dian just can’t help wonder why. :P

Friday, June 25, 2010

Musim Panas

Wow, sudah musim panas lagi. Seperti apa sih, musim panas di Bld sini? Buat kalian?

Kalau saya, diantaranya berikut ini.

Artinya bisa keluar rumah, bahkan bersepeda, tanpa jaket lagi.
Tapi berarti jadi keringatan dan tidak bisa lagi pakai baju yang sama 2 hari. ha ha :P (Pasti ada aja yang berpikir, "Hiiiiih")
Artinya bisa lari di pagi buta tanpa kuatir akan dingin.
Artinya bisa menikmati terang sampai jam 10 malam.
tapi juga harus menyiasati tidur karena maghrib jam 10, subuh jam 3.
Artinya musim favoritku udah pergi, alias pepohonan sudah full hijau semua dan bunga-bunga cantik itu sudah terganti.

Juga berarti, insyaAllah akan pulang sebentar lagi.
Iyakah?
Hmm, iya.

Monday, June 07, 2010

Biking Record and Falafel Taste

There is no relation between a biking record and falafel.

It’s just that in order to get to buy the falafel (no, halal burger, actually), I have set my biking record. :)

[I left the study room at SP around 19.44, ran all the way to the elevator, signed out quickly at the receptionist desk, ran again all the way to my bike and biked as fast as I could. Ha, I reached Albert Heijn at 19.49. :D]

Since this is my first time trying falafel, I think how I found it is worth writing. Even though it is only AH’s falafel.

So, how did I find falafel? Weird. It reminded me of the taste of some sesame paste (Hummus?) that I tried once and dislike. Strong taste and .. bitter?

I googled ‘falafel recipe’ and found that the only weird ingredient for me is cumin. Well, the bean is not familiar but I doubt that it is what causes the unfamiliar taste. So cumin is my suspect.

I checked google translate and cumin is jinten, in bahasa Indonesia. Jinten? For sure, we have it in Indonesia but my mom hardly ever used it. What Indonesian dishes use cumin (jinten) really?? Javanese dishes, I guess. Is cumin (jinten) the thing that produces that unpleasant taste? Or is it the bean?

Hmm…

Thursday, April 29, 2010

Lekker, toch?

Sandwich pakai stroberi? Enak juga. :)

IMG_3477

Apa sih, yang nggak dimakan dengan roti, disini? :P

Sunday, April 25, 2010

Beasiswa S2 ke Belanda

Berhubung beberapa teman bertanya mengenai bagaimana cara saya sampai ke sini, saya pikir ada baiknya saya tulis pengalaman saya melamar beasiswa. Siapa tahu ada manfaatnya. :)

INTRO
Saya alhamdulillah bisa S2 di Belanda melalui beasiswa StuNed (2008-2010). Jadi cerita dibawah ini dibuat mengenai beasiswa StuNed.
Program yang saya ambil bernama Mathematics and Science Education, bernaung di bawah fakultas sains di Universitas Amsterdam.Program master ini berdurasi 2 tahun.
Syarat utama untuk memperoleh beasiswa StuNed ada dua:
1. Kemampuan berbahasa Inggris yang baik
2. telah diterima di salah satu universitas di Belanda

TOEFL

Kalau mau kuliah ke luar negeri, tentu syarat mutlak (untuk program internasional) adalah kemampuan bahasa Inggris yang baik yang dibuktikan dengan skor TOEFL, IELTS, atau Cambridge Examination Score. Jangan lupa cek dulu skor tes mana yang diterima oleh program yang kamu inginkan. Salah satu program di Universitas Amsterdam, misalnya, tidak menerima skor TOEFL melainkan hanya menerima skor IELTS atau Cambridge Examination Score.

Skor TOEFL minimal yang disyaratkan biasanya 550, tapi semakin baik suatu program/universitas skor minimal TOEFL yang disyaratkan cenderung semakin tinggi. (Selain itu program ilmu sosial biasanya mensyaratkan skor TOEFL yang lebih tinggi dibanding program sains). Jangan lupa cek dulu persyaratan di program yang kamu inginkan.

Sebagai contoh skor minimal, program saya Mathematics and Science Education di Universitas Amsterdam mensyaratkan nilai TOEFL sebagai berikut:


* Internet-based test (iBT): 90
* Computer-based test (CBT): 235
* Paper-based test (PBT): 580

The minimum score on the IELTS test is 6.5.

A Cambridge Examination Score with a minimum test result of CAE A or B will also be accepted.


Saya dulu bagaimana?
Saya mengambil TOEFL yang computer-based, Computer-Based TOEFL (CBT). Pendaftarannya lewat website-nya TOEFL saja, tes-nya di IIEF, Jakarta.
Kita dapat jatah mengirim skor ke 3 (2 atau 3 ya, lupa) universitas, jadi cek dulu kode universitas yang kamu inginkan.
Masa berlaku skor TOEFL kamu ini 2 tahun.

Kapan sebaiknya tes TOEFL?
Secepat mungkin. Kamu perlu tes TOEFL tidak hanya untuk melamar beasiswa, tapi juga untuk melamar ke universitas.

Bagaimana dengan Institutional TOEFL?

Universitas di Belanda kalau tidak salah menerima skor Intitutional TOEFL yang dilakukan di NESO Indonesia. Namun saran saya, lebih baik mengambil yang internasional. Lebih mahal, memang, tapi bisa dipakai di semua negara.

Admission Letter (Surat Penerimaan) dari Universitas
Karena kamu akan membutuhkan surat ini untuk melamar beasiswa, pastikan kamu mendaftar ke universitas jauh-jauh hari sebelum deadline beasiswa, katakanlah minimal 2 bulan sebelumnya. Jadi kurang lebih mendaftarlah ke universitas idamanmu sekitar bulan Desember-Januari.
Kalau seandainya kamu telat mendaftar ke universitas dan deadline beasiswa sudah mepet, surat penerimaan sementara (provisional admission letter) bisa dipakai untuk melamar beasiswa. Minta bantuan universitas untuk surat ini.

StuNed

Beasiswa StuNed bisa dikatakan mempunyai dua jalur:
1. Jalur reguler, deadline setiap 30 April, berangkat September tahun yang sama
2. Jalur Preregistrasi, deadline sekitaran 1 Agustus, berangkat September tahun depannya, untuk pendaftar dari luar Jawa, belum perlu skor TOEFL yang cukup.

Saya melamar melalui jalur reguler karena kebetulan skor TOEFL saya sudah cukup.
Kalau kamu dari luar Jawa, bisa melamar Stuned yang jalur preregistrasi. Saya kurang tahu banyak soal program ini. Setahu saya, kalau skor TOEFL kamu belum cukup 550 tidak masalah, karena kamu nanti akan dikursuskan oleh NESO. Karena kursus ini juga lah, deadline beasiswanya setahun sebelum keberangkatan.

Cek syarat2 lengkapnya dan download formulirnya di sini.


Program yang saya inginkan ada di universitas mana?
Untuk mencari program dan universitas yang sesuai minat kamu, bisa dimulai dari sini.

Serba-serbi hidup di Belanda
Satu teman pernah bertanya apa opini personal saya tentang studi di Belanda.
Hmm... Saya rasa kalian akan suka belajar disini. Siswa dituntut mandiri atas pembelajaran masing-masing. Dosen-dosennya baik-baik dan siap membantu masalah siswa (emang dosen kita tidak baik? :) Disini tidak perlu sungkan mengemukakan pendapat, ketidaksetujuan, atau bertanya kalau tidak mengerti).
Standar pendidikan lebih tinggi dari kebanyakan universitas kita, terutama untuk universitas saya (tau, kan? he he). Kalau saya ada kesempatan bertemu dosen-dosen saya terdahulu, saya mau berbagi, "Pak, Bu, tolong mahasiswa-mahasiswi bapak dan ibu sekalian di-push. Kasih standar yang cukup tinggi. Prinsip "lebih baik materi sedikit asal mengerti" HARUS DIENYAHKAN! Push your students' limit. Kalau kurikulumnya dari A-Z, ya.. tolong diterapkan.. Jangan berpikir, "Duh, mahasiswa saya ini kualitasnya pas-pasan. Materi kurikulum cukuplah A-C yang penting ngerti".
Ini tidak membantu. Terutama untuk mahasiswa yang malas seperti saya ini, yang cuma dapat apa yang diberikan dosen. :D".

He he.. Paham tidak, sih, maksud saya diatas? Kalau tidak, lupakan saja. Bagi yang dosen saja, yang baiknya mempertimbangkan saran saya. He he he..
Lagipula, mungkin universitas saya dulu sudah membaik kondisinya.

Balik ke soal studi di Belanda, fasilitas dan teknologi akan memanjakan kamu.
Langganan ke jurnal2, internet, perpustakaan yang extensive dan online, serta fasilitas research yang oke adalah beberapa di antaranya.

Hmm, apa lagi ya?
Soal hidup di Belanda, well.. nyaman. You'll like it.
Transportasi yang teratur dan nyaman (walau mahal). Bisa bersepeda kemana-mana.
Yang mungkin menyebalkan, kalau kamu seperti saya, adalah dinginnya dan anginnya dan kedataran negaranya (bisa rindu gunung,lho). He he he..

Soal makan, asal mau masak, menu makan kamu tidak perlu berbeda dengan menu makan di Indonesia. Kalau saya sih, seminggu (ini belum diukur dengan pasti) tidak makan nasi sudah bukan masalah lagi. :D he he..


Terakhir
Saya rasa yang diatas sudah cukup. Informasi tentang studi di Belanda bisa dilihat di situs http://www.studyinholland.nl/ dan di situs NESO Indonesia. Kalau ada yang kurang jelas, silakan komentar di bawah. Saya akan jawab dengan senang hati.:)

Thursday, February 18, 2010

Bahagia yang tak jelas alasannya, dan sebaliknya

You know, baru beberapa tahun belakangan ini saya sadar bahwa ada hal yang disebut Sindrom Pra Menstruasi.
Pernah suatu masa saya menangis tersedu-sedu (:P) karena frustasi dengan ulah murid di sekolah yang (ha ha ha, gak bener lah) tidak bisa-bisa juga mengerti matematika. Eh, besok atau lusanya saya dapat menstruasi.

Dua hari yang lalu dan kemaren, dalam perjalanan bersepeda ke kampus, saya tersadar, saya kok, riang sekali menggenjot sepeda hari ini? Lantas saya berkontemplasi, mencari apa yang menyebabkan perasaan bahagia ini.
Hmmmm..
Kecepatan menulis tesis saya masihlah kecepatan bayi merangkak dengan percepatan nol. Weits..

Uang untuk keliling Eropa juga belum terkumpul.
He he..

Eh, malam tadi saya dapat menstruasi.

Jadi, mungkin benar, keberadaan SPM ini (Inggrisnya PMS) lebih kurang nyata. Akibatnya, kalau saya merasa saya tanpa alasan yang jelas terlalu sensitif, misalnya mudah sekali sedih, atau mudah sekali bahagia, saya ngecek tanggal. Menjelang jadwal menstruasi kah?
Kalau iya, try to stop being overly sensitive. Istighfar, nduuukk..
Dengan demikian, sadar akan keberadaan SPM ada juga gunanya.

P.S. Gejala SPM saya lebih ke mudah marah, mudah sedih, dan ternyata juga mudah bahagia. Kalau berdasarkan artikel PMS wikipedia bahasa Inggris, gejala fisik akibat SPM bisa juga muncul, misalnya insomnia dan lelah.

Tuesday, February 09, 2010

Winter. Lagi.

Dian Kusumawati is introducing...... yoesan :D
-------------------------------------------------------
When I neeeeeeed you_Sun.
I just close my eyes and I'm wiiiiiiith you_Sun.


Yang diatas ini status terbaru di FB (walaupun lay-outnya tidak bisa seperti diatas). Status aneh, kan?
Penyebabbya apalagi kalau bukan winter blues.

Sederhana saja, hari ini suhu balik lagi ke dibawah nol derajat. -4 C. Besok dan hari2 berikut dalam minggu ini diprediksikan bakal serupa. Bahkan, untuk hari rabu diprediksi turun salju. Ugh!

Tuesday, January 26, 2010

Bersepeda + Nangis

Judulnya sedikit seram ya, tapi saya bukan bersepeda sambil menangis karena baru mengalami peristiwa menyakitkan atau menyedihkan.
Sederhana saja, karena dingin.
Yup, hari ini dingin sekali, katanya sih sampai -7 C.
Berhubung jarak ke kampus cuma 2 kilo, saya pikir saya cukup kuat bersepeda.
Akibatnya baru kali ini pas bersepeda, air juga keluar dari mata.
Kalo hidung meler, sih, biasa.
Kalo sampai nangis, lumayan luar biasa.
Ah, winter. My eyes is burning. :(

Check out this link for some tips on being outside in winter, though you probably have known this already.
http://commutebybike.com/2009/01/11/beating-effects-cold-weather/

Sunday, January 10, 2010

Musim Dingin dan Salju

Judul di atas sama dengan judul album foto terbaru saya di FB. Kalo foto2 salju bisa dilihat di Facebook, disini saya ceritakan sedikit "apa rasanya" di musim dingin tahun ini.

Tahun kemaren musim dingin di sini normal saja. Dingin tapi minim salju. Belanda terkenal dengan mild winter dan cool summer, jadi dinginnya winter dan panasnya summer relatif ringan. Tapi tahun ini, Eropa dilanda musim dingin yang buruk, termasuk Belanda. Negatifnya banyak. Selain temperatur yang turun jauh dibawah nol derajat celcius, lalu lintas darat dan udara semua terganggu. Bahkan pengendara sepeda dan pejalan kaki pun harus hati2 karena jalan yang ditutupi salju yang sudah membeku sangatlah licin. Kalau saljunya masih basah alias baru, setiap jalan ngejeblak, yang artinya kalo sepatu nggak anti air, siap-siap basah. Saya juga benci karena harus memakai sarung tangan.

Positifnya ada juga (Bagi saya, sih). Seperti yang saya sampaikan, tahun kemaren bisa dibilang gak ada salju. Salju turun jarang dan keesokan paginya biasanya jejaknya sudah hampir hilang. Nah, tahun ini saljunya serius. Kalo ke taman, semuaaaaaaaaaaa sudah putih. Jadi, saya senang-senang aja tahun ini, karena ada salju. Salju bagi saya yang orang tropis,kan, pengobat dingin. He he he..
Paling tidak biarpun dingin, bisa foto-foto salju (halah). Dan saya SUKA memandangi salju turun. Dari balik jendela dong, tentunya, bukan "menari-nari" di luar kayak di sinetron atau di film. Ha ha ha..

Dan sekian dulu cerita saya. :P

Friday, January 01, 2010

Adaptasi lagi

Tanggal 31 Desember kemaren saya kembali ke Amsterdam setelah 2 bulan pulang kampung ke Indonesia.

Amsterdam dingin sekali. Suhu sudah minus derajat celcius. Saya yang ke Indonesia sebelum winter benar-benar terkejut dengan dinginnya (badan saya yang terkejut, maksudnya). Perjalanan pendek dari rumah ke supermarket AH yang cuma berjarak 300 m benar-benar terasa membekukan. Rasanya ingin berlari saja (dan akhirnya saya memang sedikit berlari kecil) supaya badan jadi terasa hangat.

Rencana ke ARTIS zoo pun terpaksa dibatalkan. Sayang sih, tiket gratis yang masa berlakunya berakhir kemaren tidak terpakai. Tapi rasanya tidak kuat berjalan di dingin. Sekarang baru ingat, seharusnya ke planetariumnya saja. Kan jadinya tidak dingin. Stupid! :P

Badan memang harus beradaptasi lagi. Hidung mulai berdarah lagi (Sudah mulai sejak di pesawat Hongkong-Amsterdam sih, karena suhu pesawat juga dingin banget). Bibir senantiasa terasa kering, sampai rasanya sebentar lagi akan sobek dan berdarah. Cahaya matahari yang begitu langka kadang membuat hati nelongso(sedikit hiperbola, nih). Tangan dan kepala yang menjerit kalau tidak ditutupi.

Ah, musim dingin.. bagi saya bukanlah musim yang menyenangkan, ditambah lagi kalau pas saya sampai sini, salju yang sempat tebal sampai white christmas sudah mencair.

Friday, November 13, 2009

Most Received Comment

After being more or less two weeks home, let’s check out some comments I received the most.

The most received comment is “Ouw, you’ve gained some weight (a.k.a. become fatter)”.
My response has always been a “yes” plus a smile since I do know my cheeks have become so round.
I also DO want to get rid of few kilos but come on, people! :P I am not that fat…;)

I wonder now. It is still one and a half month to go, here at home, where all those missed foods are available easily.
Imagine, I will receive the same comment when I’m back in Amsterdam! LOL. :D

Well, well, at least when I’m back I will get the opposite of my third most received comment, “You’re fairer (skin color) now”.

He he he..

________________________
By Fatter Fairer Dian

Friday, October 23, 2009

Umur dan Selera

Minggu yang lalu sy sempat baca dikit satu novel Indonesia, yang saya dengar keberadaannya (yang sepertinya positif) dari FB.

Namun ternyata setelah membaca beberapa halaman, saya sudah kehilangan minat.

Terlalu mudah ditebak.
Karakter dua tokoh utamanya juga terlalu... apa ya..
You know lah.. seperti di kebanyakan roman, jelas bermasalah tapi entah bagaimana brilian.

Saya jadi bosan.

Tapi lantas sempat berpikir, duw, had I been younger, I might have liked this.

Wekekekek.. he he..

Might have I?
Mungkin iya, mungkin tidak. (sepertinya tetap tidak, tapi mungkin masih sanggup baca sampai selesai :))

Tapi saya memang sudah tua. (Hiks :p)
Dan umur berpengaruh sedikit banyak ke selera.

Jadi ingat majalah Annida (tau, kan?)
Dulu waktu SMA, saya hobi banget baca majalah ini. Hampir selalu beli.
Tapi setelah mulai kuliah, na-a, tidak tertarik lagi.

Wel, wel, wel, usia bertambah, selera berubah.
Tapi kok, cuma selera tertentu saja ya.

Karena novel2 yang mayoritas konsumsi anak-anak dan remaja, saya masih suka.
Buku "Harry Potter" dan serial TV "Avatar: The Last Air Bender" adalah dua diantaranya.

Jadi kesimpulannya, umur dan selera cuma punya hubungan korelasi, bukan regresi. :p

Dan saya akhiri catatan ini dengan harapan bisa baca The Kite Runner Desember Akhir nanti.
-----------------------------------------------------------------------------------

Sunday, August 30, 2009

Nyang Enak di Belanda (1)

Si Bioa, teman Dian satu desa nun jauh di sana, suatu hari bertanya.
Bioa : "Yan, apa enaknya tinggal di Belanda?"
Dian : "Enak, Bioa. Bisa lari pagi buta tanpa kuatir dikejar anjing."
Bioa : "...." (terdiam dengan wajah yang seolah berkata,"please, as if THAT is important")

He he he...
---------------------------------------------------------------------
Terinspirasi komentar temen yang menyinggung tentang anjing. :D :P

Saturday, August 22, 2009

Muslimah disini

Euforia Ramadhan saya cukup tinggi tahun ini sampai-sampai saya sharing tradisi bermaafan kita menjelang Ramadhan ke teman2 internasional.
Saya juga sempat berkata ke salah satu teman non muslim disini beberapa hari yang lalu, kurang lebih begini,
"Indonesia itu tempat terbaik untuk muslim!"

Iya kan, Indonesia itu surga untuk para muslim.
Pendapat ini mungkin bias, karena saya toh cuma punya pengalaman di satu negara ini, selain Indonesia tercinta.
Tapi dari apa yang saya baca dan dari perbincangan dengan teman muslimah dari negara lain, saya percaya Indonesia paling nyaman untuk muslim.

Bepergian kemanapun bebas kapan saja, tidak perlu menjadwalkan keluar di waktu antara shalat, karena masjid dan mushalla ada dimana-mana, bahkan mall.

Bisa mampir ke hampir semua restoran tanpa kuatir makanannya halal atau tidak.

Kebebasan memilih untuk taat atau tidak, misal bebas memilih memakai jilbab. (Mungkin banyak yang tidak setuju, alias ingin kalau jilbab diwajibkan. Kalau menurut saya, yang ini harusnya peraturan wajib dalam keluarga. Ortu yang harus meneladankan lalu mewajibkan, tidak perlu negara.)

KeTIDAKbebasan untuk melakukan maksiat dahsyat :), misalnya minum alkohol, obat-obatan,dan pergaulan bebas.

Muslimah tidak terdiskriminasi, boleh beraktivitas seproduktif dan sekolah setinggi langit.

Atmosfir Ramadhan yang begitu ngangenin.

Kemudahan belajar Islam. Kita hampir selalu diingatkan "lingkungan" untuk menjadi muslim yang baik.

Nah, bagaimana dengan disini?
Not that bad..
Tentu, hampir semua hal dari daftar diatas tidak ditemukan disini.
Tapi, selain tidak terdengarnya suara azan 5 kali sehari, muslim bisa beribadah dan menunjukkan identitasnya dengan bebas disini.
Jilbab dan sebagainya tidak dilarang.
Sholat dimanapun orang nggak peduli. Yah, nggak dimanapun "dimanapun" sih, tapi kurang lebih kita bebas untuk nyari tempat kosong di gedung atau di taman, terus gelar sajadah dan sholat.

Banyak imigran muslim (maroko, Turki) disini, jadi bahan makanan halal gampang dicari.

Banyak orang Indonesia, jadi pengajian-pengajian komunitas Indonesia tidaklah begitu susah dicari.

Mungkin perbedaan yang paling terasa adalah, menjaga keimanan dan meningkatkan keislaman haruslah menjadi usaha mandiri dan teratur.
Sangatlah mudah menjauh dari Islam disini, karena toh,tidak ada yang peduli.

-----------------------
A'dam 22-08-09
Menunggu waktu sahur.

Sunday, August 02, 2009

Teori Relativitas pada Hubungan antar Manusia

Ada banyak hal di dunia ini dimana relativitas berlaku.
Saya rasa salah satunya adalah hubungan antar manusia.

Pertama, hubungan pertemanan.
Si A yang berteman dekat dengan si B atau C, akan memasang kacamata relativitas untuk memandang temannya si B atau C.
Betapapun jahatnya atau buruknya si B atau C, kacamata relativitas tadi akan menjadikan hal tersebut tak terlihat di mata A.
Walaupun B atau C berlaku jahat atau bergosip terhadap teman lain (yang tidak termasuk teman dekat), sebutlah D, kacamata relativitas tadi juga akan mendorong si A untuk memihak B atau C.
B atau C bisa dibilang sempurna di mata A.

Kedua, hubungan cinta.
Well, walaupun saya belum punya bukti empiris pribadi, he he ;), kurasa kalimat : "Kalau jatuh cinta, tahi sapi serasa coklat" ada benarnya.
Cinta akan memasang kacamata relativitas di muka "korban"nya. (ha ha, kok korban ya? Awardee, deh ;))

Ketiga, hubungan benci.
Ketika seseorang dilukai orang lain, pun rasa sakit dan luka itu akan memasangkan kacamata relativitas di muka orang tersebut.
Dia menjadi mampu untuk mencari sejuta hal yang menunjukkan keburukan orang yang melukainya.
Padahal, semasa hubungan mereka baik-baik saja, misalnya (terlepas dari apakah mereka pernah berteman), aku yakin hampir semua dari sejuta hal tersebut sama sekali tidak nampak buruk.
Kacamata relativitas membuat dia buta (atau paling tidak mentolerir) hal tersebut, tapi di situasi berbeda, menonjolkan semua hal tersebut.

---------------------------------

Saya sedang kecewa berat sekarang terhadap seseorang, yang saya anggap teman.
Jadi contoh ketiga sedang berlaku pada saya.
Saya menulis teori relativitas di hubungan antar manusia ini, karena saya tidak mau membiarkan luka dan kecewa saya memasangkan kacamata relativitas itu di muka saya.
Na-a, no way.
Sempat terpasang, tapi saya bisa berkata sekarang, saya berhasil melepaskannya.
Sekarang, Alhamdulillah.

I won't be a horrible person just because someone did horrible things to me.
Forgiving for me always take time, but eventually I'll do that.

Thursday, July 16, 2009

What a pleasant visit!

My visit today that was intended to be short turned out to be a more-than-one-hour conversation.
I went to see the room that is offered to me from the university and met a muslim sister there.
She is from Pakistan and was so nice!

I really enjoyed the conversation. We talked about how muslims are in Pakistan (and of course in Indonesia) and how it is like with being and showing one's identity as a muslim here.

I learned some lessons today.
- Tidak sedikit muslim disini menyembunyikan identitas muslim mereka. Mereka tidak pernah menyatakan bahwa mereka muslim dan berlaku seolah bukan muslim, misalnya minum alkohol, makan babi (dua hal yang mayoritas orang sini tahu tidak akan dilakukan oleh muslim).
- Tidak bersalaman dengan lawan jenis sudah menjadi budaya (bukan hanya perintah agama) di Pakistan. Bersalaman dg lawan jenis merupakan issue besar disana, mungkin lebih besar daripada memakai rok mini di depan umum. Kalo kamu bersalaman dg lawan jenis, kamu akan dibicarakan orang-orang. Di Indonesia kebalikannya, kan? Kita (menurutku) masih ragu dan enggan untuk berkata atau berisyarat bahwa kita tidak mau bersalaman dg lawan jenis dan kita akan dibicarakan orang kalo kita tidak mau bersalaman dg lawan jenis.
- Knowing Qur'an by heart. It's enough with just my telling you that I feel ashamed of myself. Hapalanku yang hilang... Duh.., astaghfirullah..
- In Pakistan, wearing hijab is not a must in ALL areas. I thought it is a must there so I am wrong. I confused Pakistan with Afghanistan.

In summary, her talk has reminded me to keep learning Islam.

She praised me for wearing hijab here but I felt ashamed of myself because even though she does not wear hijab yet (May Allah give her the blessing and strength and courage to be able to wear it soon) I think she is more practicing than I am.
She has re-raised my spirit to learn to be a good practicing muslim.

Alhamdulillah...
for this meeting with a muslim sister.
Alhamdulilllah...
for this reminder for me that to be a good muslim is a constant and conscious effort.
Alhamdulillah...
for burning the flame of the spirit of learning Islam and the spirit of being a good moslem.
Alhamdulillah..
for this simple happiness.

I biked home smiling. :D

Thursday, May 21, 2009

Drama seri TV Jepang

Barusan saya nonton bagian terakhir dari episode 1 drama seri Jepang Atashinchi-no-danshi.
Walaupun saya cuma nonton sekeping bagian dari episode pertama, dari deskripsi drama seri tersebut , saya bisa dapat gambaran temanya. Yang menarik buat saya adalah apakah drama seri ini tipikal jepang?
Semua tokoh (sepertinya akan, krn sy belum nonton) digambarkan punya ke"ekstrim"an yg unik dan kemudian akan dibahas satu persatu per episode. Monologue2 dgn kata2 yg, let say "inspirational" akan terlontar, terutama menjelang akhir episode.

Jadi ingat Gokusen, drama seri yg direkomendasikan adik sy, krn temanya ttg guru.
Di Gokusen, tokoh utamanya guru (matematika,lho! :D) yg mengajar di sebuah SMA dg reputasi jelek. Si guru diberikan tugas menjadi wali kelas yg murid2nya masing2 memiliki ke"ekstrim"an yg unik.
Ke"ekstrim"an ini kemudian akan dibahas satu persatu per episode. Monologue2 dgn kata2 yg, let say "inspirational" akan terlontar, terutama menjelang akhir episode.

Lho, saya mengulangi kalimat2 sy sebelumnya ya? :D
Sengaja, karena saya ingin tau, deskripsi sy ttg drama Jepang diatas betul-kah?

What do you think?

P.S.
Saya khatam Gokusen. Kalau dibilang suka, hmm, suka-lah, cuma, seperti komentar saya ke adik saya, things are exaggerated there. Berlebihan. Dibesar-besarkan. Jadi bagi saya tidak membumi. (Dan tidak ada bukti meyakinkan kalo si guru adalah guru matematika. He he he:P)
Pun, Gokusen 2 tidak berhasil menarik minat saya. :D

Friday, May 15, 2009

What makes a good person?

Apa sih kriteria untuk melabeli seseorang "orang yg baik" atau "orang yg buruk/tidak baik"? Apakah kalau tidak pernah menyakiti perasaan orang lain?

Penekanannya disini ada di frase "tidak pernah".
Apakah kalau orang yg setiap salah kemudian menyesal tidak bisa dilabeli dg "a good person"?
Apakah kalau orang yang melontarkan kalimat2 yg ternyata menyakiti orang lain kemudian meminta maaf tidak bisa dilabeli dg "a good person"?

Mungkin "tidak pernah" terlalu ekstrim, karena mungkin ada orang yg kontrol dirinya cukup bagus sehingga tidak penah menyakiti perasaan orang lain. Jadi bagaimana kalau pertanyaannya diganti.
Apakah kalau now and then (kadang-kadang) seseorang melontarkan kalimat yg menyinggung tapi selalu kemudian merasa bersalah dan meminta maaf dilabeli "orang yg tidak baik"? Tidak layak dianggap "orang yang baik"?

Tuesday, May 05, 2009

If Only

Doing my assignment, I came to reading the historical 'battle' of Newton and Leibniz.

Several thoughts came into my mind.
1. If only Newton did not stupidly refuse to meet Leibniz, what will we learn in our calculus? Newton should meet people from Open Source community. :D He had his reason but well, knowledge should be free (free in terms in Open Source).

2. The England society was kind of cruel to Leibniz by worshipping Newton. Literaly worshipping him, I guess, as of refusing knowledge from outside England. I believe Leibniz was free of plagiarism of Newton's work and I think two great minds working on the same subject can lead to the same discovery. I am particularly sad to know how Leibniz's life ended. Again, how ironic it is compared to Newton's.

3. This thing reminds me of Piaget and Vygotsky. If only they met. Hmm..., it's amazing now that we take internet for granted.

4. Open source against Microsoft? He he... Not exactly relevant. But the thought does cross my mind. :)

Summing up, these all are just some flashing thought of mine.
We can't change history. Even if we can, changing it will not necessarily lead to a better 'now'.
I wonder though....

Friday, April 10, 2009

I have a bird!


One day, I went to Ooster Park with the intention to feed some birds. I brought several slices of bread and when I got there I looked around for some nice spot with some "nice" birds. I didn't want to go to the bird-crowded area. You know what I mean, the one you see when you enter the park from tram 9 stop.

After a while, I decided a location. There was a fat bird near the water so at first I threw away several bits of bread. After some bits of breads I wanted to see if the birds (there were two now since his/her friend came along) would take bits of bread directly from my hand.
The friend (slimmer) was too afraid but the first bird after some hesitation and my encouragement did it.
He/she took the bread directly from my hand! Yay!

To make the story short, today I didn't feel like going home so I bought some chocolate bread and zalm salade and ate it in the Ooster park. My fave chair was taken so I took the nearest one to my fave and started eating.
Huaa!
A bird came to me, the same fat bird was walking towards me! Close to my feet!
After recovering from my happy shock, I took some bits of my bread and fed him/her from my hand.
S/he took it without slightest fear or hesitation.

SO, I declare now that s/he is MY bird.
Ha! :D
I don't have a cat, but I have a bird. I cannot touch it (yet, i hope :D ) but that's fine.

I have a bird. Oh, wow! :)
Have to think of his/her name. Oh, and whether it's a she or a he. :D

My bird! I like the sound. Here's the pic.

P.S. You might say it might not be the same bird. Nooo, I am sure it is. It's unusually fat and I have two other proofs. First, the second visit was in the same place and second, his/her friend (yes, that slimmer friend) also came along after some time and was still too afraid to take bread from my hand. Yup, the same bird indeed.