Thursday, February 18, 2010

Bahagia yang tak jelas alasannya, dan sebaliknya

You know, baru beberapa tahun belakangan ini saya sadar bahwa ada hal yang disebut Sindrom Pra Menstruasi.
Pernah suatu masa saya menangis tersedu-sedu (:P) karena frustasi dengan ulah murid di sekolah yang (ha ha ha, gak bener lah) tidak bisa-bisa juga mengerti matematika. Eh, besok atau lusanya saya dapat menstruasi.

Dua hari yang lalu dan kemaren, dalam perjalanan bersepeda ke kampus, saya tersadar, saya kok, riang sekali menggenjot sepeda hari ini? Lantas saya berkontemplasi, mencari apa yang menyebabkan perasaan bahagia ini.
Hmmmm..
Kecepatan menulis tesis saya masihlah kecepatan bayi merangkak dengan percepatan nol. Weits..

Uang untuk keliling Eropa juga belum terkumpul.
He he..

Eh, malam tadi saya dapat menstruasi.

Jadi, mungkin benar, keberadaan SPM ini (Inggrisnya PMS) lebih kurang nyata. Akibatnya, kalau saya merasa saya tanpa alasan yang jelas terlalu sensitif, misalnya mudah sekali sedih, atau mudah sekali bahagia, saya ngecek tanggal. Menjelang jadwal menstruasi kah?
Kalau iya, try to stop being overly sensitive. Istighfar, nduuukk..
Dengan demikian, sadar akan keberadaan SPM ada juga gunanya.

P.S. Gejala SPM saya lebih ke mudah marah, mudah sedih, dan ternyata juga mudah bahagia. Kalau berdasarkan artikel PMS wikipedia bahasa Inggris, gejala fisik akibat SPM bisa juga muncul, misalnya insomnia dan lelah.

0 comments:

Post a Comment