Sunday, December 26, 2010

Ayo, ke stadioooon!

Dian : Saya rekomendasikan untuk menonton timnas live di stadion. :)
Ma-ir: No, thanks. Membayangkan ramainya saja sudah malas hehe. Ayuk (kakak) sih penggila bola :-)

Hmm, jawaban standar untuk yang tidak suka menonton pertandingan bola. Tapi kalau anda suka bola, menurut saya nonton bola live di stadion adalah pengalaman yang layak dicoba, apalagi kalau pertandingan babak final, timnas kita.

Atmosfirnya berbeda. Suara riuhnya bikin seru. Juga gerakan-gerakan masal saat menyemangati.

Saya tidak segila dulu, sih, soal menonton bola. Tapi kalau saya berdomisili di Jakarta, mau dong, nonton timnas main di final suatu kejuaraan, lawan Malaysia pula (Bukannya saya membenci Malaysia, hanya saja sepertinya ada kepuasan ekstra kalau kita mengalahkan tetangga satu ini ;-)).

Tapi ada syarat tambahan: tiket termahal sampai termurahnya bisa dibeli ONLINE. Kalau harus ngantri panjang berjam-jam, seperti kondisi saat ini, nggak dulu deh..
Dian says NO to standing for HOURS in a queue. :)

Saturday, December 11, 2010

Dian i m A: Memori Musim Dingin

Sedang musim salju sekarang di Amsterdam dan duh.. kangennyaaaa dengan Amsterdam. Tulisan ini dibuat untuk menjaga memori saya saja, supaya tidak lupa. ;)

Waktu tahun pertama di Amsterdam (2008), salju tidaklah berkesan. Kalau malam turun salju, keesokan paginya salju sudah mencair. Musim dingin tidak ditandai dengan pemandangan putih salju dimana-mana. Namun begitu, suhu udara tetap saja di bawah nol derajat. Kanal-kanal membeku dan bebek-bebek harus mengungsi ke kanal-kanal yang masih berair. Foto berikut ini foto favorit saya di musim dingin ini, diambil di jalan menuju Bijlmer Arena.


Saya ingat saya mengambil satu intensive course waktu itu (tiga kali seminggu) dan dengan nekatnya walaupun suhu -6 C saya tetap bersepeda ke kampus. Kalau dipikir sekarang, saya hebat juga. Ha ha.. Dari Diemen Zuid ke Amsterdam Central, lho. (Bergwijkdreef ke Roeterstraat)
Eh, dikoreksi, selain hebat, mungkin juga karena saya terpaksa harus berhemat. :p Sewa kamar waktu itu lebih dari separuh uang saku beasiswa.

Tahun kedua di Amsterdam, hujan saljunya serius! Saljuuuu! Cukup mengesankan saat menoleh dari jendela di meja kampus, warna bumi, pohon, dan langit hampir sama. Suatu ketika saya sepedaan ke taman dekat rumah, dan wah.. putih semua! Danau buatan di taman sudah cukup tebal kebekuannya sehingga bisa dilintasi dengan kaki. Anak-anak banyak yang bermain kereta dorong di danau beku ini dengan orang tuanya. Ini foto favorit saya di musim ini, diambil di hari yang sama saat saya melihat bumi, pohon dan langit hampir sama warnanya.



Kecantikan salju datang tidak cuma-cuma. Melainkan dengan penawaran ‘menyakitkan’ yaitu jatuh saat bersepeda. Saya sepertinya tiga kali jatuh dari sepeda.

Bersepeda di jalanan bersalju memang beresiko. Kalau saljunya masih baru, jadi masih seperti es serut, saya sama sekali tidak kuatir. Tapi kalau jalanannya sudah sering dilalui sehingga saljunya sudah menjadi seperti es batu, alamat licin dan terpelanting kalau tidak hati-hati.

Saya ingat waktu kejadian jatuh yang kedua. Jalan yang saya lewati sudah licin dengan es batu dan beberapa saat sebelum jatuh saya berpikir “Oh, no! Oh, no! Bakal jatuh, nih.” Memang ucapan (eh, pikiran) itu bisa jadi doa (sugesti), saya pun jatuh. Untung tidak terpelanting parah.
(Pelajaran: seharusnya kalau bersepeda dijalan yang licin seperti ini, sepeda harus dihujamkan kuat-kuat ke tanah lalu bersepedalah dengan cepat. Bule-bule yang melintas bisa tetap mbalap aja.) Untungnya jalan-jalan sepeda biasanya terbuat dari bahan khusus sehingga saljunya cepat mencair.

Lain lagi ceritanya dengan bersepeda saat hujan salju. Apalagi melawan angin. Salju menerpa ke muka jadi bisa menghalangi pandangan saat bersepeda. Menarik juga sih sebenarnya, kalau hujan saljunya tidak terlalu parah. Salju yang hinggap di mulut dijilat saja. (he he, jorok!)

Anyway, musim dingin tahun kedua ini sepertinya lebih dingin dari tahun sebelumnya. Di musim ini, mata saya selalu iritasi setelah bersepeda lama. Kulit pun menjadi ekstra kering. Selain itu, apartemen saya hanya memiliki satu pemanas di ruang tamu. Di kamar, dapur, dan kamar mandi tidak ada. Pemanas ruangan elektrik kecil yang saya beli untuk dikamar tidak begitu hangat, tapi lumayan membantu. Brrr...

Ah, sedang musim dingin lagi di Amsterdam. I m A...

Sunday, November 21, 2010

Dari 'Alim kembali Jahil

Bisa tidak, seseorang yang ‘alim menjadi kembali jahil? Alim dan jahil yang saya maksud disini bukanlah dalam artian berpengetahuan dalam Islam dan sebaliknya. Namun lebih ke makna alim = berilmu dan jahil = tidak berilmu/ignorant, meskipun dalam konteks makna keduanya, jawaban pertanyaan di atas tetaplah iya.

Kalau seorang yang alim berada di lingkungan yang jahil, si alim perlu sistem pendukung yang bisa konsisten menjaga, menumbuhkan, dan membagi kealimannya. Facilities. Fasilitas yang bisa dipakai untuk menggerakkan perubahan. Partners in crime. Rekan2 sevisi yang bersama-sama merencanakan dan menjalankan misi perubahan. Cheerleaders. Para penyemangat yang mendengarkan resah dan menjaga nyala api semangat agar tidak padam. And faith. Alasan yang membuat si alim percaya suatu perubahan diperlukan dan dapat terwujudkan.

Jika salah satu komponen hilang, keletihan cepat atau lambat akan mendera. Kita mungkin berpikir bahwa tanpa yang pertama, fasilitas, it’ll be just fine. We’re the idealist. We’ll create the facilities! Kemudian para idealis ini pun berjuang mendapatkan fasilitas yang diperlukan. Akankah berhasil? I don’t know. Tergantung banyak hal. Satu hal yang saya yakin, tidak jarang para idealis ini akan menemui dinding tinggi atau tersandung lalu terjatuh.

Kalau si alim tidak memiliki partners in crime.... Ugh, is this the worst scenario? Bergerak sendirian bukan hanya tidak efektif, tapi juga sangat melelahkan. Kalau tanpa fasilitas, kita seperti grup yang mencoba membuat jalan di hutan, maka tanpa partners in crime kita seperti seorang yang berlari di jalan yang sepi, buruk dan terjal. Lebih cepat melelahkan. Si alim di kasus ini harus menjadi pionir. I wonder, can EVERY one be a pioneer? Can’t one just tell his/herself “Oh, I can’t do this alone. I’ll just come back later when there is someone open-minded here”?

Oke, saya mau berhenti sekarang. Tidak usahlah kita bahas kalau cheerleaders dan atau faith yang hilang. Garis besarnya, kalau tidak mempunyai sistem pendukung, si alim bisa kembali menjadi jahil. Menyerah dan mengikuti arus. Yang berhasil menjaga kealimannya adalah pertama, mereka yang berjiwa idealis dan seorang pionir. Para alim yang juga berjiwa pemimpin dan atau nabi yang piawai mempengaruhi. Atau............kedua, mereka yang keluar dan berlari ke lingkungan lain. Those who simply fly to a better land.

Monday, October 25, 2010

Kan Sudah Bayar

Ini cerita yang saya rasa banyak terjadi tapi masih perlu usaha terorganisir dan konsisten untuk bisa memperbaikinya.

Siang ini, Dian mampir ke salah satu mobil penjual buah.
Dian : Jeruknya berapaan, pak?
Pedagang jeruk pun sigap mempromosikan kemanisan jeruk itu dan memberikan satu buah sbg sampel. Ternyata memang manis dan Dian pun memutuskan membeli. Memilih jeruk sambil memegang sampah dr sampel jeruk tadi merepotkan jadi saya tanya ke penjual, ada tempat sampah nggak.
Pak : Buang disini aja. (menunjuk ke jalan)
Dian : Lha, ya jangan.
Pak : Buang aja, gak papa. Kan sudah bayar.
Dian : Iya ya? (tapi bahasa tubuh Dian jelas-jelas menunjukkan ketidaksetujuan akan praktek buang sampah di jalan jadi akhirnya si bapak memberikan kantong plastik kecil yg sepertinya memang sdh diisi sedikit sampah)

Dian ingin berujar, "Nah, kan, bisa di kantong plastik aja. Walaupun sudah bayar, bukankah jalan akan dibersihkan di sore hari nanti saat semua orang pergi? Lantas apa sepanjang hari kita harus rela melihat pemandangan tidak sedap: sampah berserakan di jalan?"
Tapi yang namanya Dian, msh harus belajar utk menjadi assertif. Ujaran di atas hanya terucap dalam hati, tapi who knows, mungkin si bapak bisa sedikit mengerti. :)

Wahai saudara sebangsaku, begitu beratkah bertanggung jawab atas sampah sendiri? Beratkah menahan utk menyimpan sementara sampah permen dll dlm tas, bukan dibuang lewat jendela angkot?
Nggak kan, yaaa. We are responsible people! Eh, iya kan? ;)

Tuesday, October 19, 2010

Jakarta: Hari 1 dan 2

Terimakasih ke Mandala, dengan tiket promonya, saya akhirnya bisa ke Jakarta dengan biaya pp 96 ribu rupiah. Murah sekali, kan? Alhamdulillah, kalau begini ongkos membawa laptop dell saya ke authorized dell service center tidak melebihi ongkos mengganti hardisk (gratis, sih, krn msh garansi, tp kalau nggak, kan...).
Berhubung, service-nya butuh 4-5 hari, berarti saya bisa jalan2 dong di Jakarta. Walaupun tidak ideal karena sendirian (baca: tidak ada yang memotretkan), saya anggap saja ini kali kedua saya travelling sendirian, setelah Amsterdam-Antwerpen. Oke, cukup pendahuluannya, mari ke acara hari pertama. :)

Hari pertama, Minggu : Dufan
Setelah zuhur, saya dan adik saya berangkat ke Dufan. Kami mengira akan kurang ideal karena sudah kesiangan. Namun begitu, di ujung hari, saya rasa beberapa jam hari itu sudah lumayan. Kami mencoba atraksi niagara, rumah miring, hysteria, rumah boneka, boatswing kora kora, halilintar, rajawali, bianglala, dan terakhir journey to the center of the earth.

Best Attraction
The boat swing! Kita duduk di kapal yang tempat duduknya (sekitar 40)dibagi menjadi dua sisi yang saling berhadapan. Lalu kapalnya diayun dengan kecepatan dan ketinggian yang meningkat secara bertahap. I laughed till I cried while we were swinging. Mungkin karena kedua kubu (separuh2) saling menyoraki saat sedang di atas, pengalaman ini jadi seru. Mungkin juga karena ketinggiannya bertahap, jadi antisipasi otak akan sensasi 'berada di ketinggian' lebih membuat mendebarkan. Mungkin juga karena ini atraksi kedua yg saya coba setelah hysteria, saya sudah tidak lagi memejamkan mata most of the time saya berada di ketinggian (Note: Hysteria memang lebih tinggi, tapi sebentar sekali). Yang pasti lebih baik dari Halilintar, yang untuk saya yang tidak tinggi, pengaman kursinya membuat kepala saya terantuk kekiri dan ke kanan. Sakiiit!! :(

Least Interesting
Bianglala. No adrenalin rush. No outstanding height. No speed. Cuma mutar2 saja. Melihat-lihat pemandangan. Untuk view from the top, lebih baik rajawali saja, atau hysteria (walaupun yg hysteria ini hanya 'sekejap' saja). Di rajawali, tempat duduknya satu orang satu, jadi lebih leluasa juga menikmati view-nya.

The Scariest
Tornado jelas-jelas yang paling seram dan for some, paling seru. Setelah dari rumah miring, kami ke kompleks lokasi tornado dan melihat mereka yang sedang mencoba. Benar- benar seram dan seru! (iya, seru, utk ditonton. Ha ha) Mereka diputar, digantungkan terbalik, berkali-kali. Saya dan adek sudah siap mau mencoba (tdk perlu antri karena atraksi ini lumayan sepi). Namun hujan turun, dan jujur, when the rain stopped, I have already lost my gut to try it. No, tengkyu, deh. Next, please. :p

Worth Mentioning
Journey to the Center of The Earth lumayan. Paling tidak untuk yang belum pernah mencoba film tiga dimensi. Pengunjung duduk di kursi menghadap layar lalu serasa ikut aktor yang di layar meluncur ke dalam bumi. (Note: guncangan kursi menjelang film berakhir terasa sangat kuat sampai membuat sangat tidak nyaman untuk saya. Kalau adik saya, tidak ada masalah)

Untuk Kali yang Lain
Arung Jeram! Setelah journey of the center of the earth dan sholat maghrib, sudah terlalu gelap utk mencoba arung jeram. Walaupun ada pengunjung niagara yang berbagi info bahwa air di arung jeram kotor dan bau, saya masih ingin mencoba wahana ini.

Hari Kedua
Hari kedua misi utama saya mengantarkan laptop saya ke Dell center. Setelah itu, cuma wandering ke mall kurang karuan (yang mau dibeli sedikit, waktu yang mau dibunuh banyak). Misi utama kedua saya, membuat itinerary yang akan dikunjungi. Hasil meng-google kata kunci 'yang dilihat di Jakarta' membawa saya ke satu situs travel yang keren. Ini nih: jengjeng.matriphe.com. Dari sini, saya putuskan saya mau ke pelabuhan sunda kelapa dan kebun binatang ragunan dengan pusat primata sebagai highlight ragunannya. Dari hasil nggoogle situs lain, memang pelabuhan sunda kelapa cukup bagus, tapi setelah hidung beradaptasi dengan bau pasar ikan-nya. He he.
Jadi, itinerary saya cuma ragunan dan sunda kelapa kali ini. Sisanya shopping atau silaturahmi saja. :)

Tuesday, September 28, 2010

Mulok: (I will make it) My Own Course :)

I have decided to accept to teach a subject called Mulok (Muatan Lokal = Local Load) for two classes of social science stream in a high school where I am working. Hesitating at first, now I am really excited.
The subject Mulok is supposedly a subject that is unique to each school, each community, and/or each area all over the country. Herewith comes the word ‘local’. However, in some schools this subject is not organized or planned well that many times students ended up doing something not really educative to their mind. In my school, for example, students ended up doing some school-cleaning activities. (Maybe my colleagues will disagree with me but I’m so against this way of teaching Mulok. Cleaning? Oh, come on!)
At first, actually I hesitated to say yes to teaching Mulok. Afterall I am a math teacher and I want to focus on the teaching of mathematics. I have already declined teaching the subject ICT. But then the thought that I can do, to some extent, any ideas I have in mind became appealing. What do I want to do with the students in this course? A problem solving course? An interdisciplinary course? A mathematical modelling course? Some open, montessori-like course? A writing course? A farming course? I am TOO excited now.
I would not be surprised if the social stream science students will complain if I decide to do some mathematically-flavoured course . :) Then how about a photography course? A cooking course? Ha ha.. I am kidding. I am selfishly forcing my own interests now, ;) although these two ideas might be really fun! LOL.
Therefore, I’ll decide to write regularly (weekly) of what I do with this course in my other blog, the one that I’ve created for sharing my experiences in teaching mathematics (supposedly but it is pretty much empty now). However, I will write in my language, Bahasa Indonesia, so that hopefully more fellow Indonesian teachers  will be able to read it and comment or criticize my course. It will be exported to this blog and eventually to Facebook Notes. If you have any ideas on what to teach in this subject or you want to share how your school does this subject, just comment below.
Zoooooooooooooo, tot later!

Tuesday, September 14, 2010

Happy?

13092010(033)

I went to the beach with three friends today. The near-sunset-time scenery of the beach was stunning. We made pictures and the motor-bike riding to home along the long beach gave us not less stunning view.

  13092010395

 

For some period of time after this trip I felt so happy and during the bike-ride I had thought to myself, “This beach can prevent me from missing Amsterdam”. (LOL, but you know what I mean. ;) Amsterdam had filled two years of my life so I’ll remember it for sure.)

Several hours after reaching home, another thought crossed my mind and as a worry was creeping in, the happiness faded away. And when I realized this, I thought, “Dian, you were so happy just a short while ago. What now?”

Happiness is indeed about how you take things that happen to your life. It is about balancing your hope and gratefulness. The happy feeling will come and go. But now when I feel that the happy feeling is going away, I think it won’t be that difficult to make it come back again because I am home. I am home where all people whom I can go and talk to are all around. Blah, I am being sentimental and pretending to be wiser. :D

Anyway, yeah, I am happy, that I am home. (Grin)

Thursday, July 29, 2010

Bahasa vs Nederlands: Gang

Saya mau memulai proyek kecil baru, nih. Mulai hari ini, saya akan menuliskan kata dalam bahasa Belanda (Nederlands) yang juga ada dalam bahasa kita. It’ll be fun dan juga, bisa jadi berguna bagi yang ingin belajar bahasa Belanda. Semua posts terkait akan saya beri label Bahasa vs Nederlands.

Oke, saya mulai dengan kata yang saya barusan temui, gang, di situs ini.

Dalam bahasa kita, gang artinya jalan kecil/sempit atau koridor. Di bahasa Belanda, selain berarti tersebut, ada beberapa arti lainnya yang tidak kita gunakan dalam bahasa kita. Gang bisa berarti mud room (?), course (meal), pace, dan cara berjalan.

Ada juga ekpresi “gang van zaken” yang secara literal artinya cara berbisnis, dan secara konotasi bisa dipakai sebagai prosedur, rutin, urusan.

Menarik juga bahwa kita cuma menyerap satu makna.

Oke, ini edisi pertama. :) Bagi yang ingin belajar bhs Belanda, situs (Dutch Word of the Day) yang saya link di atas bagus untuk menambah kosakata.

Friday, July 23, 2010

Cat Videos

I love cats and so it is not surprising if I love to watch cat videos on YouTube. :P

There are many bad cat videos on Youtube. In fact,  I think much more than good ones. But there is one that I used to like. Sparta.

I used to like watching his video because his behavior reminded me of my cats. However, his recent videos (which were last updated months ago) do not interest me and so, goodbye to Sparta.

Recently I stumbled into Maru, a male Scottish fold cat living in Japan, and I like this cat.

He’s just cute. He’s overweight (hope the owner pays attention to this), but still cute. And he has this weird ‘love’ of boxes. :) Check it here.

I don’t know how long it will take until I get bored but currently Maru is the first thing I see when I turn on my PC. His picture is my current wallpaper. :P

Okay, one last note. I can’t believe how spoiled many cats are. Or should I say, what a spoiler many humans are. I don’t think I spoiled my cats that much. Nian.  :)

Monday, July 19, 2010

Tentang 'dianbetul'

Saya sering dapat komentar atau pertanyaan tentang nama 'dianbetul'. Bahkan pernah dapat email yang menyapa saya dengan: "Dear Mrs. Betul".
How amusing! LOL.
Cerita sebenarnya begini.

Nama 'dianbetul' muncul disebabkan oleh dua faktor.
1. sifat pelupa saya
2. komentar temen kuliah S1 saya, LN.

Saya punya nama julukan, katakanlah Namajul, yang dulu saya pakai untuk ID email saya. [Namajul ini cuma dipakai oleh keluarga dari pihak Bapak saya saja]. Ada temen kuliah LN yang bertanya, Namajul itu artinya apa. Saya jawab, saya tidak tahu juga. Kurang jelas asal muasalnya. Muncul dari masa kecil saya. Lantas dia berujar, Namajul itu artinya dian betul. Dian yang betul (atau semacamnya lah, saya lupa persisnya). Ha ha.. saya (kami) tertawa saja saat itu.

Eh, suatu ketika saya yang pelupa lupa password email saya. Terpaksa cari nama ID baru, dong. Berhubung saya suka nama julukan saya itu, teringatlah saya dengan komentar LN dan jadilah 'dianbetul' ID saya untuk hampir semua akun online saya, termasuk alamat blog ini.

There. Sederhana, kan? :)

Monday, June 28, 2010

Trik Penjualan Internasional?

Hari ini, Minggu, tumben Dappermarkt (pasar Dapper) buka. Midzomer markt, katanya.

Tujuan utama kesana sebenarnya nyari makan siang, doner kebab di ujung pasar. Tapi  ada yang jualan Stroberi 3 dus 5 euro. Tampangnya seger dan sepertinya harganya lumayan murah.

IMG_3669

Jadilah saya pulang dengan doner kebab dan 5-euro stroberi. Eh, pas dibongkar dan dicuci dirumah, ternyata, isi di bagian bawahnya ini.

IMG_3672

Kecil-kecil bangettt, saudara-saudara! Tak seperti bagian atasnya yang kasat oleh mata.

Halah, pedagang! Nggak di Indonesia, nggak di Belanda, sama aja trik ‘penipuan’nya. Apa ini trik penjualan internasional? Ataukah ada hubungannya dengan penjajahan itu?

Dian just can’t help wonder why. :P

Friday, June 25, 2010

Musim Panas

Wow, sudah musim panas lagi. Seperti apa sih, musim panas di Bld sini? Buat kalian?

Kalau saya, diantaranya berikut ini.

Artinya bisa keluar rumah, bahkan bersepeda, tanpa jaket lagi.
Tapi berarti jadi keringatan dan tidak bisa lagi pakai baju yang sama 2 hari. ha ha :P (Pasti ada aja yang berpikir, "Hiiiiih")
Artinya bisa lari di pagi buta tanpa kuatir akan dingin.
Artinya bisa menikmati terang sampai jam 10 malam.
tapi juga harus menyiasati tidur karena maghrib jam 10, subuh jam 3.
Artinya musim favoritku udah pergi, alias pepohonan sudah full hijau semua dan bunga-bunga cantik itu sudah terganti.

Juga berarti, insyaAllah akan pulang sebentar lagi.
Iyakah?
Hmm, iya.

Monday, June 07, 2010

Biking Record and Falafel Taste

There is no relation between a biking record and falafel.

It’s just that in order to get to buy the falafel (no, halal burger, actually), I have set my biking record. :)

[I left the study room at SP around 19.44, ran all the way to the elevator, signed out quickly at the receptionist desk, ran again all the way to my bike and biked as fast as I could. Ha, I reached Albert Heijn at 19.49. :D]

Since this is my first time trying falafel, I think how I found it is worth writing. Even though it is only AH’s falafel.

So, how did I find falafel? Weird. It reminded me of the taste of some sesame paste (Hummus?) that I tried once and dislike. Strong taste and .. bitter?

I googled ‘falafel recipe’ and found that the only weird ingredient for me is cumin. Well, the bean is not familiar but I doubt that it is what causes the unfamiliar taste. So cumin is my suspect.

I checked google translate and cumin is jinten, in bahasa Indonesia. Jinten? For sure, we have it in Indonesia but my mom hardly ever used it. What Indonesian dishes use cumin (jinten) really?? Javanese dishes, I guess. Is cumin (jinten) the thing that produces that unpleasant taste? Or is it the bean?

Hmm…

Thursday, April 29, 2010

Lekker, toch?

Sandwich pakai stroberi? Enak juga. :)

IMG_3477

Apa sih, yang nggak dimakan dengan roti, disini? :P

Sunday, April 25, 2010

Beasiswa S2 ke Belanda

Berhubung beberapa teman bertanya mengenai bagaimana cara saya sampai ke sini, saya pikir ada baiknya saya tulis pengalaman saya melamar beasiswa. Siapa tahu ada manfaatnya. :)

INTRO
Saya alhamdulillah bisa S2 di Belanda melalui beasiswa StuNed (2008-2010). Jadi cerita dibawah ini dibuat mengenai beasiswa StuNed.
Program yang saya ambil bernama Mathematics and Science Education, bernaung di bawah fakultas sains di Universitas Amsterdam.Program master ini berdurasi 2 tahun.
Syarat utama untuk memperoleh beasiswa StuNed ada dua:
1. Kemampuan berbahasa Inggris yang baik
2. telah diterima di salah satu universitas di Belanda

TOEFL

Kalau mau kuliah ke luar negeri, tentu syarat mutlak (untuk program internasional) adalah kemampuan bahasa Inggris yang baik yang dibuktikan dengan skor TOEFL, IELTS, atau Cambridge Examination Score. Jangan lupa cek dulu skor tes mana yang diterima oleh program yang kamu inginkan. Salah satu program di Universitas Amsterdam, misalnya, tidak menerima skor TOEFL melainkan hanya menerima skor IELTS atau Cambridge Examination Score.

Skor TOEFL minimal yang disyaratkan biasanya 550, tapi semakin baik suatu program/universitas skor minimal TOEFL yang disyaratkan cenderung semakin tinggi. (Selain itu program ilmu sosial biasanya mensyaratkan skor TOEFL yang lebih tinggi dibanding program sains). Jangan lupa cek dulu persyaratan di program yang kamu inginkan.

Sebagai contoh skor minimal, program saya Mathematics and Science Education di Universitas Amsterdam mensyaratkan nilai TOEFL sebagai berikut:


* Internet-based test (iBT): 90
* Computer-based test (CBT): 235
* Paper-based test (PBT): 580

The minimum score on the IELTS test is 6.5.

A Cambridge Examination Score with a minimum test result of CAE A or B will also be accepted.


Saya dulu bagaimana?
Saya mengambil TOEFL yang computer-based, Computer-Based TOEFL (CBT). Pendaftarannya lewat website-nya TOEFL saja, tes-nya di IIEF, Jakarta.
Kita dapat jatah mengirim skor ke 3 (2 atau 3 ya, lupa) universitas, jadi cek dulu kode universitas yang kamu inginkan.
Masa berlaku skor TOEFL kamu ini 2 tahun.

Kapan sebaiknya tes TOEFL?
Secepat mungkin. Kamu perlu tes TOEFL tidak hanya untuk melamar beasiswa, tapi juga untuk melamar ke universitas.

Bagaimana dengan Institutional TOEFL?

Universitas di Belanda kalau tidak salah menerima skor Intitutional TOEFL yang dilakukan di NESO Indonesia. Namun saran saya, lebih baik mengambil yang internasional. Lebih mahal, memang, tapi bisa dipakai di semua negara.

Admission Letter (Surat Penerimaan) dari Universitas
Karena kamu akan membutuhkan surat ini untuk melamar beasiswa, pastikan kamu mendaftar ke universitas jauh-jauh hari sebelum deadline beasiswa, katakanlah minimal 2 bulan sebelumnya. Jadi kurang lebih mendaftarlah ke universitas idamanmu sekitar bulan Desember-Januari.
Kalau seandainya kamu telat mendaftar ke universitas dan deadline beasiswa sudah mepet, surat penerimaan sementara (provisional admission letter) bisa dipakai untuk melamar beasiswa. Minta bantuan universitas untuk surat ini.

StuNed

Beasiswa StuNed bisa dikatakan mempunyai dua jalur:
1. Jalur reguler, deadline setiap 30 April, berangkat September tahun yang sama
2. Jalur Preregistrasi, deadline sekitaran 1 Agustus, berangkat September tahun depannya, untuk pendaftar dari luar Jawa, belum perlu skor TOEFL yang cukup.

Saya melamar melalui jalur reguler karena kebetulan skor TOEFL saya sudah cukup.
Kalau kamu dari luar Jawa, bisa melamar Stuned yang jalur preregistrasi. Saya kurang tahu banyak soal program ini. Setahu saya, kalau skor TOEFL kamu belum cukup 550 tidak masalah, karena kamu nanti akan dikursuskan oleh NESO. Karena kursus ini juga lah, deadline beasiswanya setahun sebelum keberangkatan.

Cek syarat2 lengkapnya dan download formulirnya di sini.


Program yang saya inginkan ada di universitas mana?
Untuk mencari program dan universitas yang sesuai minat kamu, bisa dimulai dari sini.

Serba-serbi hidup di Belanda
Satu teman pernah bertanya apa opini personal saya tentang studi di Belanda.
Hmm... Saya rasa kalian akan suka belajar disini. Siswa dituntut mandiri atas pembelajaran masing-masing. Dosen-dosennya baik-baik dan siap membantu masalah siswa (emang dosen kita tidak baik? :) Disini tidak perlu sungkan mengemukakan pendapat, ketidaksetujuan, atau bertanya kalau tidak mengerti).
Standar pendidikan lebih tinggi dari kebanyakan universitas kita, terutama untuk universitas saya (tau, kan? he he). Kalau saya ada kesempatan bertemu dosen-dosen saya terdahulu, saya mau berbagi, "Pak, Bu, tolong mahasiswa-mahasiswi bapak dan ibu sekalian di-push. Kasih standar yang cukup tinggi. Prinsip "lebih baik materi sedikit asal mengerti" HARUS DIENYAHKAN! Push your students' limit. Kalau kurikulumnya dari A-Z, ya.. tolong diterapkan.. Jangan berpikir, "Duh, mahasiswa saya ini kualitasnya pas-pasan. Materi kurikulum cukuplah A-C yang penting ngerti".
Ini tidak membantu. Terutama untuk mahasiswa yang malas seperti saya ini, yang cuma dapat apa yang diberikan dosen. :D".

He he.. Paham tidak, sih, maksud saya diatas? Kalau tidak, lupakan saja. Bagi yang dosen saja, yang baiknya mempertimbangkan saran saya. He he he..
Lagipula, mungkin universitas saya dulu sudah membaik kondisinya.

Balik ke soal studi di Belanda, fasilitas dan teknologi akan memanjakan kamu.
Langganan ke jurnal2, internet, perpustakaan yang extensive dan online, serta fasilitas research yang oke adalah beberapa di antaranya.

Hmm, apa lagi ya?
Soal hidup di Belanda, well.. nyaman. You'll like it.
Transportasi yang teratur dan nyaman (walau mahal). Bisa bersepeda kemana-mana.
Yang mungkin menyebalkan, kalau kamu seperti saya, adalah dinginnya dan anginnya dan kedataran negaranya (bisa rindu gunung,lho). He he he..

Soal makan, asal mau masak, menu makan kamu tidak perlu berbeda dengan menu makan di Indonesia. Kalau saya sih, seminggu (ini belum diukur dengan pasti) tidak makan nasi sudah bukan masalah lagi. :D he he..


Terakhir
Saya rasa yang diatas sudah cukup. Informasi tentang studi di Belanda bisa dilihat di situs http://www.studyinholland.nl/ dan di situs NESO Indonesia. Kalau ada yang kurang jelas, silakan komentar di bawah. Saya akan jawab dengan senang hati.:)

Thursday, February 18, 2010

Bahagia yang tak jelas alasannya, dan sebaliknya

You know, baru beberapa tahun belakangan ini saya sadar bahwa ada hal yang disebut Sindrom Pra Menstruasi.
Pernah suatu masa saya menangis tersedu-sedu (:P) karena frustasi dengan ulah murid di sekolah yang (ha ha ha, gak bener lah) tidak bisa-bisa juga mengerti matematika. Eh, besok atau lusanya saya dapat menstruasi.

Dua hari yang lalu dan kemaren, dalam perjalanan bersepeda ke kampus, saya tersadar, saya kok, riang sekali menggenjot sepeda hari ini? Lantas saya berkontemplasi, mencari apa yang menyebabkan perasaan bahagia ini.
Hmmmm..
Kecepatan menulis tesis saya masihlah kecepatan bayi merangkak dengan percepatan nol. Weits..

Uang untuk keliling Eropa juga belum terkumpul.
He he..

Eh, malam tadi saya dapat menstruasi.

Jadi, mungkin benar, keberadaan SPM ini (Inggrisnya PMS) lebih kurang nyata. Akibatnya, kalau saya merasa saya tanpa alasan yang jelas terlalu sensitif, misalnya mudah sekali sedih, atau mudah sekali bahagia, saya ngecek tanggal. Menjelang jadwal menstruasi kah?
Kalau iya, try to stop being overly sensitive. Istighfar, nduuukk..
Dengan demikian, sadar akan keberadaan SPM ada juga gunanya.

P.S. Gejala SPM saya lebih ke mudah marah, mudah sedih, dan ternyata juga mudah bahagia. Kalau berdasarkan artikel PMS wikipedia bahasa Inggris, gejala fisik akibat SPM bisa juga muncul, misalnya insomnia dan lelah.

Tuesday, February 09, 2010

Winter. Lagi.

Dian Kusumawati is introducing...... yoesan :D
-------------------------------------------------------
When I neeeeeeed you_Sun.
I just close my eyes and I'm wiiiiiiith you_Sun.


Yang diatas ini status terbaru di FB (walaupun lay-outnya tidak bisa seperti diatas). Status aneh, kan?
Penyebabbya apalagi kalau bukan winter blues.

Sederhana saja, hari ini suhu balik lagi ke dibawah nol derajat. -4 C. Besok dan hari2 berikut dalam minggu ini diprediksikan bakal serupa. Bahkan, untuk hari rabu diprediksi turun salju. Ugh!

Tuesday, January 26, 2010

Bersepeda + Nangis

Judulnya sedikit seram ya, tapi saya bukan bersepeda sambil menangis karena baru mengalami peristiwa menyakitkan atau menyedihkan.
Sederhana saja, karena dingin.
Yup, hari ini dingin sekali, katanya sih sampai -7 C.
Berhubung jarak ke kampus cuma 2 kilo, saya pikir saya cukup kuat bersepeda.
Akibatnya baru kali ini pas bersepeda, air juga keluar dari mata.
Kalo hidung meler, sih, biasa.
Kalo sampai nangis, lumayan luar biasa.
Ah, winter. My eyes is burning. :(

Check out this link for some tips on being outside in winter, though you probably have known this already.
http://commutebybike.com/2009/01/11/beating-effects-cold-weather/

Sunday, January 10, 2010

Musim Dingin dan Salju

Judul di atas sama dengan judul album foto terbaru saya di FB. Kalo foto2 salju bisa dilihat di Facebook, disini saya ceritakan sedikit "apa rasanya" di musim dingin tahun ini.

Tahun kemaren musim dingin di sini normal saja. Dingin tapi minim salju. Belanda terkenal dengan mild winter dan cool summer, jadi dinginnya winter dan panasnya summer relatif ringan. Tapi tahun ini, Eropa dilanda musim dingin yang buruk, termasuk Belanda. Negatifnya banyak. Selain temperatur yang turun jauh dibawah nol derajat celcius, lalu lintas darat dan udara semua terganggu. Bahkan pengendara sepeda dan pejalan kaki pun harus hati2 karena jalan yang ditutupi salju yang sudah membeku sangatlah licin. Kalau saljunya masih basah alias baru, setiap jalan ngejeblak, yang artinya kalo sepatu nggak anti air, siap-siap basah. Saya juga benci karena harus memakai sarung tangan.

Positifnya ada juga (Bagi saya, sih). Seperti yang saya sampaikan, tahun kemaren bisa dibilang gak ada salju. Salju turun jarang dan keesokan paginya biasanya jejaknya sudah hampir hilang. Nah, tahun ini saljunya serius. Kalo ke taman, semuaaaaaaaaaaa sudah putih. Jadi, saya senang-senang aja tahun ini, karena ada salju. Salju bagi saya yang orang tropis,kan, pengobat dingin. He he he..
Paling tidak biarpun dingin, bisa foto-foto salju (halah). Dan saya SUKA memandangi salju turun. Dari balik jendela dong, tentunya, bukan "menari-nari" di luar kayak di sinetron atau di film. Ha ha ha..

Dan sekian dulu cerita saya. :P

Friday, January 01, 2010

Adaptasi lagi

Tanggal 31 Desember kemaren saya kembali ke Amsterdam setelah 2 bulan pulang kampung ke Indonesia.

Amsterdam dingin sekali. Suhu sudah minus derajat celcius. Saya yang ke Indonesia sebelum winter benar-benar terkejut dengan dinginnya (badan saya yang terkejut, maksudnya). Perjalanan pendek dari rumah ke supermarket AH yang cuma berjarak 300 m benar-benar terasa membekukan. Rasanya ingin berlari saja (dan akhirnya saya memang sedikit berlari kecil) supaya badan jadi terasa hangat.

Rencana ke ARTIS zoo pun terpaksa dibatalkan. Sayang sih, tiket gratis yang masa berlakunya berakhir kemaren tidak terpakai. Tapi rasanya tidak kuat berjalan di dingin. Sekarang baru ingat, seharusnya ke planetariumnya saja. Kan jadinya tidak dingin. Stupid! :P

Badan memang harus beradaptasi lagi. Hidung mulai berdarah lagi (Sudah mulai sejak di pesawat Hongkong-Amsterdam sih, karena suhu pesawat juga dingin banget). Bibir senantiasa terasa kering, sampai rasanya sebentar lagi akan sobek dan berdarah. Cahaya matahari yang begitu langka kadang membuat hati nelongso(sedikit hiperbola, nih). Tangan dan kepala yang menjerit kalau tidak ditutupi.

Ah, musim dingin.. bagi saya bukanlah musim yang menyenangkan, ditambah lagi kalau pas saya sampai sini, salju yang sempat tebal sampai white christmas sudah mencair.