Monday, October 25, 2010

Kan Sudah Bayar

Ini cerita yang saya rasa banyak terjadi tapi masih perlu usaha terorganisir dan konsisten untuk bisa memperbaikinya.

Siang ini, Dian mampir ke salah satu mobil penjual buah.
Dian : Jeruknya berapaan, pak?
Pedagang jeruk pun sigap mempromosikan kemanisan jeruk itu dan memberikan satu buah sbg sampel. Ternyata memang manis dan Dian pun memutuskan membeli. Memilih jeruk sambil memegang sampah dr sampel jeruk tadi merepotkan jadi saya tanya ke penjual, ada tempat sampah nggak.
Pak : Buang disini aja. (menunjuk ke jalan)
Dian : Lha, ya jangan.
Pak : Buang aja, gak papa. Kan sudah bayar.
Dian : Iya ya? (tapi bahasa tubuh Dian jelas-jelas menunjukkan ketidaksetujuan akan praktek buang sampah di jalan jadi akhirnya si bapak memberikan kantong plastik kecil yg sepertinya memang sdh diisi sedikit sampah)

Dian ingin berujar, "Nah, kan, bisa di kantong plastik aja. Walaupun sudah bayar, bukankah jalan akan dibersihkan di sore hari nanti saat semua orang pergi? Lantas apa sepanjang hari kita harus rela melihat pemandangan tidak sedap: sampah berserakan di jalan?"
Tapi yang namanya Dian, msh harus belajar utk menjadi assertif. Ujaran di atas hanya terucap dalam hati, tapi who knows, mungkin si bapak bisa sedikit mengerti. :)

Wahai saudara sebangsaku, begitu beratkah bertanggung jawab atas sampah sendiri? Beratkah menahan utk menyimpan sementara sampah permen dll dlm tas, bukan dibuang lewat jendela angkot?
Nggak kan, yaaa. We are responsible people! Eh, iya kan? ;)

0 comments:

Post a Comment